Minggu, 12 Februari 2012

Teks Interpretasi Tafsir

apakah sebuah interpretasi selalu identik dengan informasi ? jawaban kami adalah ya , sebab tanpa informasi apapun yang akan digambarkan pada sumber interpretasinya masih mungkin bisa mendekatinya ,yaitu dengan berbagai teori yang digunakan. Nah kalau teori yang akan digunakan adalah suatu usaha menjelaskan fakta dengan analasis atau menjelaskan masalah dengan permasalahan ,maka interpretasi yang menafsirkan kata/teks dari suatu sumber baginya dituntut setidaknya menggambarkan kesan pertama yang akan mengungkap maksud pengarangnya dari suatu informasi. Interpretasi jatuh bersama dalam kenyataan (identik) dengan informasi dan bertugas menggambarkan 'cara' yang akan digunakan sehingga lebih dari sekedar menyampaikan sebuah informasi .Interpretasi harus berhasil membuat suatu 'cara' bahwa keistimewaan dari pengungkapannya adalah bukti dari keistimewaan mengenai arti yang dimaksudkan 'pengarangnya'.
Interpretasi tidak dapat menerangkan keistimewaan isi yang akan menjadi bahan buktinya ,kecuali jika itu sebuah pernyataan mengenai maksud si 'pengarang' (Al-Qur'an  menyatakannya sendiri bahwa 'ayat-ayat nya 'serupa lagi berulang-ulang).
oleh karena teori apapapun dalam sebuah interpretasi sejauh di dalam daya tarik implisit 'pengarang' ia dituntut agar dapat membuktikan bahwa keistimewaan isi adalah bukti untuk suatu interpretasi hanya dan kalau hanya keistimewaan-keistimewaan itu adalah bukti mengenai maksud si pengarang .

Telah banyak teori mengenai interpretasi bermunculan ,tapi tidak sedikit suatu informasi (mengenai maksud pengarang) yang tidak dinyatakan oleh si pengarang yang mana akan menjadi sumber interpretasinya.
                       Sebaik apapun sebuah interpretasi adalah sebuah jalan yang dapat ditelusuri. Dengan demikian akan senantiasa dipikirkan bagaimana cara menggambarkan sesuatu yang akan mengungkapnya sebagai objektifitas yang digunakan LEBIH DARI SEKEDAR menyampaikan informasi tetentu. Maka tingkat objektifitas inilah yang akan menguak strategi fenomenologi untuk menghindari subjektifitas dalam interpretasi. Ok coba anda bayangkan kalo kajian dalam fenomenologi sosial yang tentu dikaitkan dengan sosok fenomena kehidupan orang-orang tertentu maka kajian kali ini dari sisi ayat-ayat Al-Qur'an yang terkandung sebagai informasi yang akan di interpretasikan dari QS.AZ-ZUMAR 23. kALO aL-Qur'an mengatakannya sebagai ayat-ayat yang serupa TENTU ITU ARTINYA 'ayat itu dengan seluruh substansi yang ada memiliki makna yang tersendiri.
Nah ,jadi sebuah interpretasi tidak dapat menerangkan keistimewaan teks kecuali jika itu sebuah pernyataan yang diungkapkan oleh si 'pengarang'-(Al-Qur'an).Kita aakn kembali kepada sbuah interpretasi ,keistimewaan isi ayat Al-Qur'an selanjutnya merupakan suatu bukti untuk interpretasi ketika hanya dan kalu hanya keistimewaan-keistimewaan itu adalah bukti mengenenai maksud si pengarang tadi yaitu Al-Qur'anb (QS.AZ-ZUMAR 23).bAHWA AYAT-AYAT YANG SERUPA ITU ARTINYA 'TIDAK SAMA' atau memiliki substansi makna tersendiri.